Senin, 24 September 2012

Sejarah Musik Kenthongan Banyumasan

Kebudayaan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu selaras dengan dinamika masyarakat pendukungnya. Munculnya perubahan kebudayaan dapat terjadi akibat faktor-faktor internal yang muncul dari dinamika yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat pendukung kebudayaan itu sendiri atau akibat pengaruh yang berasal dari luar masyarakat itu1. Faktor internal yang mengakibatkan perubahan kebudayaan adalah terjadinya perkembangan pola pikir, kebiasaan, pandangan hidup serta berbagai kepentingan kelompok manusia di dalam wadah komunitas masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan itu. Adapun faktor eksternal perubahan kebudayaan terjadi sebagai akibat terjadinya penyebaran kebudayaan dari individu ke individu lain dalam satu masyarakat atau dari suatu masyarakat ke masyarakat lain dalam wacana difusi kebudayaan2.

Kebudayaan Banyumas yang semula berkembang di lingkungan masyarakat yang berpola kehidupan tradisional-agraris, pada gilirannya tidak lepas dari perubahan-perubahan seiring dengan perkembangan jaman yang mengarah pada pola modern-teknologis. Proses perubahan semacam ini menurut Parsudi Suparlan terjadi melalui substitusi (penggantian unsur-unsur yang lama oleh unsur-unsur yang baru secara fungsional dapat diterima oleh unsur-unsur lainnya) atau hilangnya unsur atau seperangkat unsur tanpa ada gantinya. Perubahan juga dapat terjadi melalui penambahan unsur-unsur baru dalam kebudayaan tanpa menghilangkan unsur-unsur yang sudah ada dalam kebudayaan tersebut3.
Perubahan sosial di daerah Banyumas telah memberikan imbas terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakatnya, tidak terkecuali di bidang kesenian. Akhir-akhir ini di Banyumas tengah terjadi booming perkembangan musik kenthongan. Pada mulanya kenthongan dalam kehidupan masyarakat tradisional merupakan alat atau sarana komunikasi. Kini alat tradisional ini telah menjadi salah satu bentuk musik alternatif yang sangat digemari oleh hampir semua kalangan, baik tua maupun muda. Musik kenthongan yang sering juga disebut dengan istilah musik thek-thek dan atau themling tumbuh di hampir setiap desa, bahkan RW (Rukun Warga), dalam bentuk-bentuk perkumpulan dengan anggota antara 40-65 orang tiap grup.
Data Kesenian Kabupaten Banyumas Tahun 2004 pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas menyebutkan bahwa pada tahun 2004 perkumpulan kenthongan di daerah ini berjumlah 368 grup. Dengan rasio jumlah kecamatan di Kabupaten Banyumas sebanyak 27 buah, maka setiap kecamatan hampir mencapai lebih dari 13,6 grup. Apabila dibanding dengan jumlah desa/kelurahan di daerah ini yang berjumlah 330 desa, maka ada 1,1 grup kenthongan di setiap desa. Sesungguhnya tidak setiap desa/kelurahan ada grup-grup kenthongan, tetapi ada desa/kelurahan yang memiliki perkumpulan kenthongan tiga atau empat grup.

Keberadaan musik kenthongan di Banyumas tidak lepas dari kecenderungan perubahan masyarakat setempat yang hidup dalam era transisi budaya. Pada situasi demikian, unsur-unsur budaya lama yang berpola tradisional-agraris tidak begitu saja tergantikan oleh unsur-unsur baru yang modern teknologis. Demikian pula berbagai aturan tradisi yang cenderung mengikat sebagai bentuk kristalisasi nilai-nilai yang telah berlangsung turun-temurun, tidak begitu saja tergantikan oleh unsur-unsur baru yang berorientasi praktis-pragmatis. Hal demikian nampak sekali dalam wujud sajian musik kenthongan yang mencerminkan adanya penggabungan kedua unsur tersebut.

Pada satu sisi musik ini merupakan bentuk reproduksi dari berbagai ragam seni pertunjukan yang sudah ada sebelumnya. Di dalam musik kenthongan terdapat unsur musik tradisional calung, angklung, tari tradisional Banyumasan dan kostum yang bercorak tradisional. Namun demikian di dalamnya dapat dengan mudah dijumpai ciri-ciri tertentu yang mencerminkannya sebagai produk seni masa kini, misalnya hadirnya warna musik “pop”, modern dance dan marching band. Selain itu di dalamnya juga senantiasa dilakukan usaha-usaha inovasi yang bertujuan untuk “mempercantik diri” agar penampilannya tampak lebih menarik dan memiliki kekhasan tersendiri. Hal terakhir ini telah menyebabkan setiap grup kenthongan senantiasa berusaha tampil dengan warna penampilan yang berbeda-beda antara satu grup dan grup yang lain.
Banyumas; Open Culture
Dalam konteks kebudayaan, Banyumas bukan sekedar wilayah administratif yang dipimpin oleh seorang Bupati. Banyumas adalah wilayah kebudayaan dari suatu komunitas masyarakat yang berpola kehidupan tradisional-agraris yang telah menjadi muara berbagai ragam kebudayaan. Perjalanan kebudayaan Banyumas tidak lepas dari komunikasi lintas budaya yang melibatkan unsur-unsur budaya asing ke dalam kebudayaan masyarakat setempat. Unsur-unsur budaya asing yang telah mewarnai pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Banyumas adalah sebagaimana terpapar dalam uraian berikut. Dua kutub budaya besar: Jawa-Sunda. Letak geografis Banyumas berada di daerah antara dua kutub budaya besar yaitu budaya Jawa dan budaya Sunda. Sebagai daerah yang berada di wilayah marginal survival, keberadaan kebudayaan Banyumas tidak lepas dari pengaruh dua kutub budaya tersebut. Pengaruh Jawa-Sunda di daerah ini dapat dijumpai pada hampir segala aspek kehidupan, terutama pada pemahaman tentang leluhur, kesenian dan bahasa.

Masyarakat Banyumas dikenal memiliki dua leluhur yang berasal dari dua alur sejarah yang berbeda, yakni Majapahit dan Pajajaran4. Raden Baribin yang dianggap menurunkan adipati-adipati Banyumas adalah adik dari Brawijaya V dari Majapahit yang menikah dengan Retna Pamekas, salah seorang putri Pajajaran. Keyakinan tentang keterkaitan Banyumas dengan Sunda bahkan sudah ada sebelum itu. Di dalam Babad Kamandaka5 disebutkan bahwa Putri Bungsu Ciptoroso, anak terakhir dari Adipati Kandandaha dari Kadipaten Pasirluhur telah menikah dengan Raden Kamandaka yang merupakan salah seorang anak Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran.

Dalam bidang kesenian, di Banyumas berkembang berbagai macam kesenian yang sangat dipengaruhi oleh kultur Jawa-Sunda. Kesenian lengger yang berkembang di wilayah sebaran budaya Jawa dengan istilah tayub, di Banyumas disebut juga dengan istilah ronggeng. Kesenian ronggeng adalah salah satu jenis seni pertunjukan tradisional yang berkembang di Jawa Barat yang notabene merupakan wilayah perkembangan budaya Sunda. Demikian pula dalam seni karawitan gagrag Banyumas dapat dijumpai ragam komposisi musikal (gendhing) yang memiliki pola balungan dan garap dari kedua kutub budaya ini.
Bahasa yang berkembang di Banyumas juga mencirikan adanya pertautan antara Jawa-Sunda di dalamnya. Bahasa Banyumasan yang sangat dipengaruhi oleh bahasa Jawa Kuno dan Pertengahan juga sangat dipengaruhi oleh bahasa Sunda. Pengaruh Sunda di sini dapat dilihat baik pada ragam kosa kata maupun aspek langue (bahasa) dan aspek parole (tuturan). Kosa kata dalam bahasa Banyumasan banyak di antaranya yang merupakan kosa kata dalam bahasa Sunda. Misalnya: penggunaan kata “ci” yang berarti sungai pada nama-nama tempat di Banyumas seperti Cilongok, Ciberem, Cionje, Cisalak dan lain-lain. Langue adalah aspek sosial bahasa meliputi tata-bahasa atau “aturan-aturan” yang ada pada ranah fonologis, morfemis, sintaksis, dan semantis. Adapun aspek parole merupakan aspek individual atau statistikal yang berkaitan dengan “gaya” atau “style” seorang individu6. Pengaruh Jawa-Sunda pada bahasa Banyumasan dibatasi oleh aliran Sungai Serayu. Di sebelah selatan dan timur aliran sungai Serayu berkembang pengaruh bahasa Jawa, sedangkan di sisi utara dan barat dipengaruhi oleh bahasa Sunda.
Kebudayaan Hindu-Budha. Kebudayaan Hindu-Budha telah memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Banyumas. Pengaruh ini dapat dilihat dari sisi fisik dan non-fisik. Pengaruh kebudayaan fisik dapat dilihat pada artefak-artefak yang dapat ditemukan di berbagai tempat di wilayah Banyumas dalam bentuk arca, lingga/palus, yoni dan lain-lain. Adapun pengaruh non fisik dapat dijumpai pada pemahaman terhadap kekuatan ghaib yang datang dari dewa-dewi.
Kebudayaan Islam. Agama Islam yang telah dianut oleh sebagian besar warga masyarakat Banyumas telah memberikan pengaruh yang begitu kuat terhadap perjalanan kebudayaan Banyumas. Di daerah ini diketahui berkembang varian Islam abangan yang umumnya berkembang di daerah-daerah pedesaan. Kuatnya pengaruh Islam abangan di daerah ini dapat dilihat pada aspek kebudayaan yang bercirikan ‘budaya membingkai agama’. Pemahaman tentang ketuhanan biasanya dibingkai dalam berbagai bentuk perilaku budaya. Selain itu, di daerah ini banyak berkembang ragam kesenian yang bernafas islami seperti dijumpai pada slawatan, angguk, aksimudha, aplang, tunil dan rodat. Kebudayaan Kolonial. Kolonialisme Barat (baca: Belanda) yang begitu lama bercokol di Banyumas telah memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap eksistensi kebudayaan Banyumas. Pada berbagai aspek kebudayaan Banyumas dapat dijumpai kuatnya pengaruh kebudayaan kolonial. Contoh konkret untuk hal terakhir ini dapat dilihat pada kebiasaan minum (minuman keras) sebagai kelengkapan pertunjukan kesenian yang lazim disebut marungan.
Kebudayaan Barat Modern. Modernisasi yang datang dari negara-negara Barat telah memberikan pengaruh pada dinamika perkembangan kebudayaan Banyumas. Arus budaya massa sebagai bagian dari pengaruh globalalisasi telah memberikan pengaruh terhadap perkembangan pola pikir, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dampaknya dapat dirasakan pada hampir segala aspek kehidupan. Dalam bidang kesenian dapat dirasakan melalui perkembangan kesenian tradisional yang banyak menggunakan peralatan-peralatan modern dan unsur-unsur modern lainnya sebagai bagian dari kelengkapan pertunjukan. Selain itu telah lahir dan muncul ragam kesenian tandingan yang memadukan tradisi-modern di dalamnya.
Musik Kenthongan di Banyumas

Siapa mengira kenthongan akan menggegerkan masyarakat Banyumas? Dulu kenthongan hanyalah sekedar jenis peralatan tradisional bergelantungan di pos-pos ronda atau teras rumah penduduk. Kini alat ini telah berubah menjadi sarana pertunjukan yang cukup menghebohkan. Bukan hanya setahun-dua tahun. Semenjak kelahirannya sekitar tahun 1986 perkembangan musik kenthongan musik tidak surut. Pertumbuhannya kian merebak ke seluruh pelosok desa di Kabupaten Banyumas hingga mencapai kurang lebih 368 grup pada tahun 2004.

Musik kenthongan di Banyumas telah lahir dan berkembang menjadi musik yang begitu atraktif dan bergairah. Setiap grup dapat menampilkan kreativitasnya masing-masing secara bebas, tanpa aturan-aturan baku yang mengekang kreativitas. Kebebasan kreativitas inilah yang menjadi salah satu daya tarik dari musik ini. Setiap grup bisa menyederhanakan atau merumitkan teknik permainan musik sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka. Setiap individu bisa mengekspresikan pengalaman estetis dalam wadah pertunjukan musik yang dipadu dengan tari-tarian, atraksi badut atau bahkan cheers leader dan marching band. Benar-benar bebas, enjoy.

Musik kenthongan di Banyumas sebenarnya sudah dapat dijumpai pada awal dekade tahun 1970-an. Di wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas (kurang lebih 10 km di sebelah barat Kota Purwokerto) dijumpai ada sekelompok masyarakat yang mengembangkan alat-alat kenthongan menjadi semacam perangkat musik. Caranya adalah membuat alat kenthongan dalam jumlah banyak kemudian ditabuh bersama-sama. Pada waktu itu ada yang mencoba memasukkan alat musik mirip dengan angklung yang cara membunyikannya adalah dengan memukul bilah-bilah nada di dalamnya. Selanjutnya jadilah aransemen musikal dari alat kenthongan yang dilengkapi dengan alat musik mirip angklung.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, musik kenthongan mulai tumbuh subur diawali sejak digalakkannya kegiatan Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) oleh jajaran Kepolisian tahun 1986. Untuk mengefektifkan program Kamtibmas, jajaran Kepolisian Daerah Jawa Tengah mewajibkan setiap rumah tangga memiliki alat kenthong yang digunakan untuk komunikasi apabila sewaktu-waktu terjadi peristiwa tertentu yang membutuhan bantuan orang lain. Pada malam hari digalakkan pula kegiatan ronda dengan istilah Siskamling (sistem keamanan lingkungan). Pada saat ronda malam, para petugas ronda membunyikan kenthongan secara terorganisir sehingga menjadi jalinan komposisi musikal yang bersifat metris tanpa melodi dengan tujuan agar tidak jenuh dalam melaksanakan jaga malam. Komposisi musikal sederhana ini lalu dijadikan sebagai sarana mengiringi berbagai nyanyian yang mereka hafal. Demikianlah setiap malam para petugas ronda melaksanakan jaga malam keliling kampung sambil bernyanyi sekenanya dengan iringan aransemen musikal yang dihasilkan oleh kenthongan yang mereka bawa.

Jajaran Kepolisian di Kabupaten Banyumas kemudian menangkap kebiasaan bermain musik para petugas ronda itu melalui lomba thek-thek kamling yang dimulai pada level antar kampung di tingkat desa, tingkat kecamatan dan berakhir di tingkat Kabupaten. Setiap peserta lomba diwajibkan membawakan lagu-lagu tertentu yang berisi pesan-pesan keamanan dan ketertiban lingkungan. Pada waktu itu, ada satu grup yang hampir selalu menjuarai lomba thek-thek Kamling di tingkat Kabupaten, yaitu grup musik kenthongan dari Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas. Keberhasilan grup musik thek-thek asal Kalisalak menjuarai setiap perlombaan telah menumbuhkan motivasi bagi grup-grup musik kenthongan lain di Kabupaten Banyumas. Sejak itulah musik kenthongan kemudian berkembang di berbagai penjuru wilayah Kabupaten Banyumas sebagai ragam musik alternatif yang bukan saja digunakan untuk siskamling (ronda) melainkan juga untuk keperluan hiburan bagi warga masyarakat di sekitar grup-grup itu berada.

Hingga saat ini musik thek-thek masih terus tumbuh subur hampir di seluruh wilayah Kabupaten Banyumas. Masyarakat umumnya merasa “enjoy” dengan musik tersebut. Perasaan senang umumnya timbul disebabkan oleh kemudahan cara menyajikan, tersalurnya kreativitas seni yang dimilikinya serta sifat sajian yang bebas sehingga setiap orang dapat datang dan main tanpa dibatasi oleh jumlah pemain, keterbatasan alat maupun hal-hal lain yang bersifat teknis sajian. Pada kenyataannya siapapun dapat mengambil peran sebagai penabuh, penari, badut, semacam mayoret, dan lain-lain. Kebebasan kreativitas inilah salah satu daya tarik dari musik thek-thek.

Alat musik. Sebagai penggabungan dari berbagai varian musik, maka hingga saat ini tidak ada pembakuan di dalam sajian kenthongan. Setiap orang atau kelompok masyarakat dapat menciptakan berbagai bentuk alat musik yang berbeda-beda baik dalam hal bentuk maupun fungsi dalam sajian musikal sesuai dengan daya kreativitas masing-masing. Sejauh ini di dalam perangkat musik thek-thek dapat dijumpai alat-alat sebagai berikut: a. Kenthongan dengan nada besar b. Kenthongan dengan nada sedang c. Kenthongan dengan nada kecil d. Instrumen melodi mirip calung e. Instrumen melodi mirip angklung f. Alat musik mirip gendang/bass g. Tepak, instrumen mirip drum h. Alat musik mirip simbal i. Seruling atau sejenisnya j. Bilah bambu tanpa nada untuk bunyi “tek-tek” k. Lain-lain alat musik yang umumnya perkusi.

Pemain thek-thek dapat dilakukan oleh pria, wanita atau gabungan pria dan wanita dengan jumlah tidak terbatas. Dalam satu grup musik thek-thek memungkinkan dilakukan oleh sedikit atau banyak pemain bergantung pada keikut sertaan anggota masyarakat pada saat berlangsungnya pertunjukan. Oleh karena itu dalam satu sajian dan sajian lain memungkinkan jumlah pemain yang berbeda.

Para pemain musik thek-thek secara umum dapat dibagi dalam berbagai peran antara lain: a. Penabuh, yaitu pemain yang bertugas menabuh atau membunyikan alat-alat musik. b. Mayoret, yaitu pemain yang bertugas mengatur barisan seperti layaknya mayoret pada drum band. c. Penari, yaitu pemain yang bertugas membawakan ragam tarian tertentu yang diiringi oleh lagu-lagu tertentu yang disajikan. d. Badut, yaitu pemain yang memakai kostum-kostum lucu sebagai salah satu daya tarik sajian.

Rias dan Busana. Rias-busana dalam pertunjukan musik kenthongan tidak ada ketentuan khusus. Pada umumnya para penabuh mengenakan kostum yang lazim dipakai pada saat melaksanakan siskamling, yaitu celana komprang, baju potong Jawa, iket dan sarung. Mayoret dan penari yang biasanya dilakukan oleh wanita mengenakan pakaian berupa baju kebaya dan jarit. Dijumpai pula penari yang mengenakan berbagai macam aksesories panggung. Rias yang diterapkan biasanya ala kadarnya dengan basis rias ayu. Adapun badut mengenakan kostum yang lucu-lucu. Namun demikian yang harus diketahui adalah bahwa rias kostum tersebut tidak dapat digeneralisasikan untuk setiap penampilan musik thek-thek. Setiap grup dapat melakukan penampilan yang berbeda-beda sesuai dengan daya kreativitasnya.

Teknik Sajian. Teknik sajian musik thek-thek juga sangat variatif sesuai dengan daya kreativitas masing-masing grup. Biasanya dalam suatu pertunjukan thek-thek disajikan berbagai macam lagu baik lagu-lagu yang bernuansa tradisional, modern maupun “pop”, termasuk di antaranya lagu-lagu nasional. Sajian lagu-lagu tersebut dipimpin oleh seorang mayoret dan digunakan untuk mengiringi tarian para penari maupun badut. Penyajian musik thek-thek tidak memerlukan tempat-tempat yang harus dipersiapkan secara khusus. Pada umumnya musik ini disajikan di tempat-tempat terbuka seperti di jalan-jalan desa, lapangan atau halaman yang luas.

Dampak Perubahan Sosial

Modernisasi yang tengah melanda kehidupan masyarakat Banyumas saat ini merupakan sebuah proses perubahan yang belum selesai. Proses ini akan terus berlanjut hingga menemukan bentuk sebagaimana yang diinginkan oleh setiap anggota masyarakat yang bermukim di daerah ini. Agus Salim7 mengungkapkan bahwa kematangan masyarakat menuju masyarakat industri, memiliki bentuk transisi yang cukup panjang dan lama dalam bentuk orientasi sekarang (present oriented). Dalam masyarakat transisi bentuk rasionalitas yang didambakan belum muncul sebagai potensi utama, karena modernisasi baru direspon sebagai ‘kekaguman’ bentuk luar dari kebudayaan Barat. Hal ini sebagaimana diungkapkan Selo Sumarjan bahwa masyarakat akan mengalami tahap-tahap modernisasi yang terjadi di hadapannya, yaitu taraf yang paling rendah ke tingkat yang paing tinggi, meliputi: (1) modernisasi tingkat alat, (2) modernisasi tingkat lembaga, (3) modernisasi tingkat individu, dan (4) modernisasi tingkat inovasi8.

Aspek paling spektakuler dari modernisasi adalah penggantian teknik-teknik produksi dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern. Kenyataan ini terjadi hampir pada setiap bidang kehidupan manusia dewasa ini, tidak terkecuali bidang-bidang yang tradisional sekalipun9. Kenyataan dapat dilihat dalam kehidupan ragam kesenian di Banyumas. Dewasa ini berbagai ragam kesenian tradisional yang sebelumnya menjadi bagian dari perjalanan tradisi masyarakat setempat, banyak diantaranya yang tergeser oleh ragam kesenian modern. Ragam kesenian tradisional seperti angguk, aksimuda, aplang, bongkel, krumpyung, buncis dan sejenisnya, sekarang hampir tidak pernah terdengar lagi hadir dalam bentuk sajian bagi masyarakat pendukungnya. Jenis-jenis kesenian semacam ini telah digantikan oleh produk seni lain yang dianggap sepadan dengan kebutuhan estetis masyarakat setempat.

Ada tiga jenis kesenian tradisional khas Banyumas yang hingga kini masih mampu bertahan dalam kancah persaingan dengan cabang-cabang seni modern, yaitu wayang kulit, ebeg dan lengger Banyumasan. Semenjak dekade tahun 1970-an dan 1980-an ketiga jenis kesenian ini telah menjadi semacam trade mark bagi eksistensi kebudayaan Banyumas dan masih berlanjut hingga sekarang. Nampaknya berdasarkan perkembangan ketiga jenis ini kemudian R. Anderson Sutton menyebut era tahun 1980-an sebagai era demokrasi modern bagi pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Banyumas10.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui telah terjadi kemajuan pesat yang mampu mengangkat Banyumas dari kategori “rakyat” dan mampu berdiri sederajat dengan seni istana. Mulai tahun 1980 disebutnya sebagai era demokrasi modern, setidak-tidaknya memberi suasana yang kondusif bagi dukungan terhadap kesenian rakyat. Ini berbeda dengan pada masa masa-masa kerajaan yang telah menempatkan seni-seni istana memegang supermasi dalam kehidupan sosial. Sungguh pun demikian sebenarnya pernyataan Sutton tidak berlaku bagi beberapa ragam kesenian seperti disebut pertama, yang dewasa ini dapat dikatakan telah mengalami kepunahan.

Tarik-ulur antara tradisi dan modern dalam pertumbuhan dan perkembangan kesenian di Banyumas ternyata telah mempu melahirkan ragam kesenian baru yang merupakan perpaduan dari keduanya. Lahirnya musik kenthongan di Banyumas sangat erat kaitannya dengan perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat setempat. Hal ini sebagaimana dikatakan Arnold Hauser dalam kutipan berikut:
This is in spite of fact that art both influences and is influenced by social changes, that it initiates social changes while itself changing within them. Art and society are not monolithically related; each of them can be object as well as subject. The influence of art on society is not even the more dominant or significant force in this mutual relationship. The influence that starts in society and is directed toward art determines the nature of the relationship more than reserve, where a form of art—already characterized by interpersonal relationships—reacts upon society11.

Pernyataan Arnold Hauser membuktikan bahwa keberadaan kesenian dalam konteks perubahan sosial merupakan dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. Keberadaan kesenian sangat dipengaruhi oleh perubahan sosial, demikian pula perubahan sosial mendapat pengaruh dari keberadaan suatu bentuk kesenian di lingkungan sosial masyarakat yang bersangkutan. Kesenian dan masyarakat sama-sama memungkinkan menjadi obyek sekaligus subyek yang saling berpengaruh terhadap perubahan bagi keduanya. Pengaruh seni terhadap masyarakat tidak selalu memiliki kekuatan yang lebih dominan atau signifikan. Pengaruh yang berawal di dalam masyarakat dan ditujukan terhadap seni menentukan hubungan yang alami lebih dari sekedar reserve, di mana sebuah bentuk seni—dicirikan oleh hubungan antar personal—bereaksi terhadap masyarakat.

Proses perubahan semacam ini terjadi pada konteks perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Banyumas yang saat ini tengah menuju ke arah modernisasi. Keberadaan musik kenthongan di Banyumas tidak lepas dari perubahan sosial masyarakat di daerah itu. Dalam hal ini perubahan sosial dimungkinkan telah memicu kelahiran musik kenthongan yang saat ini perkembangannya tengah mengalami booming. Namun demikian kelahiran musik ini berpotensi memberikan pengaruh terhadap kehidupan sosial bagi masyarakat setempat. Dilihat dari sisi banyaknya jumlah anggota tim (mencapai 40-65 orang per grup), kesenian ini berpotensi memberikan pengaruh bagi tumbuhnya jiwa corsa, kesatuan dan kebersamaan antar individu di dalam kehidupan sosial mereka. Demikian juga dari sisi pertunjukan yang menyajikan perpaduan antara tradisi-modern memungkinkan menuntun kehidupan mereka pada arus modernisasi yang tetap mempertahankan tradisi masa lalu.

Dalam konteks pembentukan musik kenthongan Roy Bhaskar12 menyatakan bahwa perubahan sosial biasanya terjadi secara wajar (naturaly), gradual, bertahap serta tidak pernah terjadi secara radikal atau revolusioner. Proses perubahan sosial meliputi proses reproduction dan proses transformation. Proses reproduction adalah proses mengulang-ulang, menghasilkan kembali segala hal yang diterima sebagai warisan budaya dari nenek moyang kita sebelumnya. Proses transformation adalah suatu proses penciptaan hal yang baru (something new) yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi (tool and technologies), yang berubah adalah aspek budaya yang bersifat material, sedangkan yang sifatnya norma dan nilai sulit sekali diadakan perubahan (bahkan ada kecenderungan untuk dipertahankan).

Kelahiran musik kenthongan pastilah merupakan rangkaian mata rantai perjalanan kesenian di Banyumas yang telah bersimbiosis dengan perubahan sosial yang terjadi terus-menerus. Di tengah perubahan sosial inilah musik kenthongan lahir sebagai lokal genius masyarakat Banyumas. Musik kenthongan atau thek-thek lahir sebagai kesenian alternatif yang dapat mewadahi kebutuhan masyarakat Banyumas akan hadirnya bentuk sajian seni yang digunakan sebagai sarana ekspresi sekaligus pemenuhan kebutuhan estetis dalam dirinya. Musik ini selanjutnya berkembang mengarah pada bentuk entartaiment melibatkan dua hal selama ini banyak dikontradiksikan; tradisi-modern. Namun demikian hadirnya kedua warna ini justru membuktikan bahwa masyarakat Banyumas yang saat ini tengah berjalan di rel modernisasi tidak sepenuhnya meninggalkan kehidupan masa lalu mereka yang berakar dari kerakyatan. Warna tradisional di dalam pertunjukan kenthongan adalah ekstrak atau kristalisasi dari produk kebudayaan lama yang masih dipertahankan dalam mewujudkan bentuk kreativitas seni. Oleh karena itu pada banyak segi di dalamnya merupkan bentuk imitasi dari ragam kesenian yang sudah ada sebelumnya.

Banyumas yang kaya akan bambu telah melahirkan berbagai jenis musik tradisional seperti calung, angklung, krumpyung, gondoliyo/bongkel. Jenis musik ini sama-sama memiliki instrumen terbuat dari bambu wulung. Ketersediaan bahan baku yang melimpah di daerah ini memungkinkan melahirkan daya kreativitas masyarakatnya. Bambu-bambu itu dibuat menjadi bilah-bilah nada yang dilaras sesuai dengan keperluan sajian musik. Ada yang dibuat model nada-nada yang dirangkai dalam satu rancakan dan teknik menabuhnya dengan cara dipukul; maka jadilah calung. Ada pula bilah-bilah nadanya yang digantung sehingga teknik menabuhnya dengan cara digoyang; maka jadilah angklung, krumpyung dan bongkel. Dari keempat jenis musik ini, yang paling populer adalah calung yang biasanya digunakan untuk mengiringi pertunjukan lengger.
Dilihat dari sisi organologis, secara fisik instrumen kenthongan merupakan bentuk metamorfosis dari alat-alat musik tersebut di atas. Romantisme masyarakat Banyumas terhadap masa lalu yang melekat pada pertunjukan-pertunjukan rakyat seperti calung, angklung, krumpyung, gondoliyo/bongkel—semua alat musik bambu—yang berpadu dengan nuansa kekinian telah melahirkan ide-ide kreatif melalui musik kenthongan. Sebagai sebuah metamorfosis, di dalam proses penciptaan musik kenthongan tentu saja terjadi proses imitasi terhadap ragam alat musik yang sudah ada sebelumnya. Proses imitasi tersebut tidak sekedar dalam bentuk “fotocopy” belaka, tetapi juga melakukan inovasi dengan memasukkan unsur-unsur “baru” mulai dari ragam dan bentuk alat musik (organologi), lagu-lagu yang disajikan, ragam tarian, jumlah personal, rias-busana, aksesories pertunjukan dan lain-lain. Proses imitasi dan inovasi seperti ini semakin lama semakin mewujudkan suatu bangunan musik yang lengkap dan semakin menarik ditonton sehingga semakin banyak masyarakat yang menyukai maka semakin bermunculaan kelompok-kelompok musik kenthongan.
Bagaikan gayung bersambut karena begitu banyak bermunculan kelompok-kelompok musik kenthongan dan banyaknya penonton pada setiap penampilannya, berbagai macam organisasi formal maupun informal kemudian mengadakan lomba dan atau festival kenthongan yang bertujuan untuk mencari kelompok-kelompok musik kenthongan terbaik. Menurut pengamatan penulis selama lima tahun terakhir lomba dan atau festival musik kenthongan di Kabupaten Banyumas dilakukan lebih dari 10 kali dalam setahun yang diselenggarakan oleh organisasi/lembaga yang berbeda-beda. Sebagai bentuk produk lokal, musik kenthongan memungkinkan berkembang pada dua arah, yaitu (1) sebagai bagian dari tradisi masyarakat Banyumas, dan (2) sebagai produk budaya temporer. Untuk dapat menjadi bagian dari tradisi sebuah masyarakat, maka musik kenthongan masih akan terus “diuji” melalui perjalanan waktu yang cukup lama. Musik ini harus melewati perubahan-perubahan sehingga akan terjadi kristalisasi nilai dan bentuk. Kristalisasi nilai berkaitan dengan isi yang terkandung di dalamnya. Nilai apa yang terkandung di dalam musik ini berkaitan dengan pola pikir, pandangan hidup, ideologi dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada masyarakat setempat.

Kemungkinan kedua tentang hadirnya musik kenthongan sebagai kesenian temporer, berkaitan dengan rentang waktu. Sebagai musik temporer, musik ini lebih sekedar sebagai trend perkembangan masyarakat selaras dengan perjalanan jaman yang akan terus berubah. Dulu calung, sekarang kenthongan, besok ganti lagi dengan bentuk yang lain.

Kesimpulan

Musik kenthongan yang perkembangannya tengah mengalami booming dewasa ini lahir di tengah perubahan sosial yang terjadi hampir di segala kehidupan masyarakat Banyumas. Kehidupan masyarakat Banyumas yang terus berubah searah dengan perkembangan jaman telah menghasilkan musik alternatif yang memadukan konsep tradisi-modern di dalamnya. Ciri utama dari musik ini adalah pola garapan yang bebas, tidak terikat pada pola aturan baku yang membelenggu kreativitas. Hal ini menyebabkan setiap grup kenthongan tampil dengan ciri khas masing-masing. Hal demikian terjadi karena budaya Banyumas adalah ragam kebudayaan yang cenderung terbuka bagi masuknya unsur-unsur budaya asing di dalamnya. Berbagai unsur kebudayaan telah turut berperan membentuk kebudayaan Banyumas hingga seperti wujudnya yang dapat dijumpai sekarang ini. Lahirnya musik kenthongan yang terjadi pada era modernisasi telah memberikan pengaruh tersendiri bagi musik ini yang tersaji dalam bentuk perpaduan tradisi-modern.

Lahirnya musik kenthongan tidak lepas dari ketersediaan bahan baku berupa bambu jenis bambu wulung. Melimpahnya bambu jenis ini terbukti telah memberikan daya kreatif bagi masyarakat setempat yang mampu menciptakan berbagai alat musik seperti calung, angklung, krumpyung dan gondolio/bongkel. Dilihat dari sisi organologis, alat musik kenthongan juga merupakan metamorfosisi dari berbagai ragam alat musik tradisional yang ada di daerah ini.

Dalam wacana perubahan sosial, lahirnya musik kenthongan sangat dipengaruhi oleh arus budaya massa yang telah menghasilkan budaya “pop”. Bentuk musikal dan pertunjukannya yang mencirikan adanya perpaduan tradisi-modern membuktikan lekatnya unsur budaya “pop” di dalam musik yang satu ini. Namun demikian apabila dirunut lebih jauh, maka lahirnya musik kenthongan tidak lepas dari pengaruh komunikasi lintas budaya yang telah terjadi jauh sebelum masuknya arus budaya modern ke wilayah Banyumas.

Pada masa yang akan datang terjadi dua kemungkinan kelanjutan perkembangan musik kenthongan, yaitu sebagai bagian dari tradisi masyarakat Banyumas, dan sebagai produk budaya temporer. Kedua kemungkinan ini sama besar peluangnya dan masing-masing akan menjadi kenyataan sesuai dengan kehendak masyarakat Banyumas selaku pendukung kesenian ini. Apabila perkembangan musik kenthngan terus berlanjut dengan mengalami pengkristalan, bukan tidak mungkin kesenian ini akan menjadi bagian dari perjalanan tradisi masyarakat Banyumas. Namun demikian apabila kehadiran kenthongan lebih sekedar sebagai trend, maka pada akhirnya musik ini akan tergeser oleh ragam kesenian yang datang kemudian sebagai trend perkembangan lebih lanjut.
 
Sumber : Wikipedia

Kamis, 13 September 2012

100 Album Live Jazz Terbaik Sepanjang Masa

1. Ellington At Newport 1956 - Duke Ellington
2. The Koln Concert - Keith Jarrett
3. Smokin' at the Half Note - Wes Montgomery/Wynton Kelly
4. Live in Lausanne 1962 - Bud Powell
5. Bird at Birdland - Charlie Parker
6. My Funny Valentine 1964 - Miles Davis
7. Live at Birdland - John Coltrane
8. Sunday at the Village Vanguard - Bill Evans
9. Diz and Bird at Carnegie Hall - Dizzy Gillespie/Charlie Parker
10. At Newport - Dizzy Gillespie
11. In Person at the Blackhawk Vol. 1 - Miles Davis
12. Live at the Lighthouse - Lee Morgan
13. Miles and Monk at Newport - Miles Davis/Thelonious Monk
14. Night in Tunisia - Dizzy Gillespie
15. At the Montreux Jazz Festival - Bill Evans
16. Thelonious in Action - Thelonious Monk
17. Live at the Plugged Nickel - Miles Davis
18. A Night at Birdland Vol. 1 - Art Blakey/Clifford Brown
19. In Washington, D.C. 1956 Vol. 4 - Lester Young
20. Take Five - Dave Brubeck
21. Mercy Mercy Mercy! : Live at "The Club" - Cannonball Adderly
22. At the Village Vanguard - Sonny Rollins
23. Live at the Lighthouse 1966 - The Jazz Crusaders
24. Complete Jazz at Massey Hall - Charlie Parker/Dizzy Gillespie
25. Live at the Jazz Workshop - Thelonious Monk
26. At the Kosei Nenkin - Milt Jackson
27. Between Nothingness and Eternity - Mahavishnu Orchestra
28. Live at Filmore : It's About that Time - Miles Davis
29. Live! At the Five Spot - Eric Dolphy
30. A Night at Birdland Vol. 2 - Art Blakey/Clifford Brown
31. Live at the Village Vanguard - John Coltrane
32. Footprints Live - Wayne Shorter
33. European Concert - Modern Jazz Quartet
34. Mingus at Antibes - Charles Mingus
35. Live-Evil - Miles Davis
36. Live at the Golden Circle - Ornette Coleman
37. New Oreleans Jazz Heritage - Lee Dorsey
38. Quartet Plus 2 Live at the Blackhawk - Thelonious Monk
39. A Love Supreme Live in Concert - John Coltrane
40. At Newport - Ray Charles
41. Newport Rebels - Eric Dolphy/Roy Eldridge
42. Miles and Quincy Live at Montreux - Miles Davis/Quincy Jones
43. The Hague Live at the Northsea Jazz Festival - Oscar Peterson
44. Live at Carnegie Hall - Dexter Gordon
45. Friday Night at San Francisco - John McLaughlin
46. Directions in Music : Live at Massey Hall - Herbie Hancock/Micheal Brecker/Roy Hargrove
47. Trio Live - Pat Metheny
48. Live in Tokyo - Weather Report
49. Quintergy : Live at the Village Vanguard - Jay Jay Johnson
50. Live at Yoshi's - Pat Martino
51. Last Nite - Larry Carlton
52. Live at Donte's - Lenny Breau
53. Vienna Concert - Keith Jarrett
54. Right Now Live at the Jazz Workshop - Charles Mingus
55. Live in Swing City: Swingin' With Duke - Lincoln Center Jazz Orchestra/Wynton Marsalis
56. At Newport - Gigi Gryce-Donald Byrd Jazz Labratory/Cecil Taylor Quartet
57. After the Riot at Newport - The Nashville All-Stars
58. Jazz at the Oberlin - Dave Brubeck
59. Jam Gems : Live at the Left Bank - Freddie Hubbard/Jimmy Heath
60. The Great Chicago Concert - Duke Ellington Orchestra/Django Reinhardt
61. Newport in New York '72 - Herbie Mann/Les McCann
62. Take 8 - The Concord All-Stars
63. Live at the Connecticut Jazz Party - Bobby Timmons
64. Live at the Blue Note - Lionel Hampton
65. Live at the Lighthouse - Grant Green
66. At the Opera House - Jay Jay Johnson/Stan Getz
67. Live at the Sands - Count Basie
68. Live at the Club - Thelonious Monk
69. People Time - Stan Getz/Kenny Barron
70. Live and Unreleased - Weather Report
71. Very Live at Buddy's Place - Buddy Rich
72. Plays John Coltrane : Live at the Village Vanguard - McCoy Tyner
73. Live at the Montreux - Bobby Hutcherson
74. Dave Brubeck Quartet at Carnegie Hall - Dave Brubeck
75. Friends and Neighbors : Live at Prince Street - Ornette Coleman
76. Vsop : Live Under the Sky - Herbie Hancock
77. Live 1976-1977 - Stanley Clarke
78. Sonny, Sweets, and Jaws : Live at Bubba's
- Sonny Stitt/Harry "Sweets" Edison/ Eddie "Lockjaw" Davis
79. Live in Montreux - Chick Corea/Joe Henderson
80. 10-4 at the 5 Spot - Pepper Adams
81. Live at the Montreux Jazz Festival - Roy Ayers
82. Live at Sweet Basil - Art Farmer
83. This Time the Dreams On Me - Chet Baker
84. Live from the Cafe Rouge 1940 - Glenn Miller
85. Live at Mintons - Eddie "Lockjaw" Davis/Johnny Griffin
86. Extended Play/Live at Birdland - Dave Holland
87. All the Way Live - Jimmy Smith/Eddie Harris
88. Live-Montreux '77 - Tommy Flanagan
89. Live at the Monterey Jazz Festival - John Handy
90. Live Around the World - Miles Davis
91. At Minton's Playhouse - Charlie Christian
92. Live at the Whitney - Duke Ellington
93. Smokin' in the Pit - Steps Ahead
94. Live in Europe - Kenny Drew
95. Doin' the Thing : At the Village Gate - Horace Silver
96. At Montreux - Stan Getz
97. At the New York Jazz Festival - Django Reinhardt
98. Live at the Berlin Philharmonie - Gerry Mulligan/Dave Brubeck
99. The Early Years - George Benson
100. Live in Stuttgart 1964 - Charles Mingus


Sumber : Berita Aneh Lucu Unik Hot Terbaru

100 Lagu Klasik Terbaik Sepanjang Masa Versi Top 100

  1. Mass In B Minor – Johann Sebastian Bach
  2. Symphony No. 9 in D minor “Choral” – Ludwig Van Beethoven
  3. Der Ring des Nibelungen – Richard Wagner
  4. Don Giovanni – Wolfgang Amadeus Mozart
  5. String Quartet No. 14 in C sharp minor – Ludwig Van Beethoven
  6. St Matthew’s Passion – Johann Sebastian Bach
  7. Tristan und Isolde – Richard Wagner
  8. Symphony No. 41 in C major “Jupiter” – Wolfgang Amadeus Mozart
  9. Piano Concerto No. 20 in D minor – Wolfgang Amadeus Mozart
  10. Well-Tempered Clavier – Johann Sebastian Bach
  11. Rite of Spring – Igor Stravinsky
  12. Symphony No. 3 in E flat major “Eroica” – Ludwig Van Beethoven
  13. Aida – Giuseppe Verdi
  14. Piano Concerto No. 5 in E flat major “Emperor” – Ludwig Van Beethoven
  15. Otello – Giuseppe Verdi
  16. Piano Sonata No. 23 in F minor “Appassionata” – Ludwig Van Beethoven
  17. The Marriage of Figaro – Wolfgang Amadeus Moz
  18. Symphony No.9 in E minor “From the New World” – Antonin Dvorák
  19.  Winterreise – Franz Schubert
  20. Symphony No. 6 in F major “Pastorale” – Ludwig Van Beethoven
  21. Passacaglia and Fugue in C minor – Johann Sebastian Bach
  22. Symphony No. 40 in G minor – Wolfgang Amadeus Mozart
  23. Piano Concerto in A minor – Robert Schumann
  24. The Nutcracker – Peter Ilitch Tchaikovsky
  25. Clarinet Quintet in A major “Stadler” – Wolfgang Amadeus Mozart
  26. Pictures at an Exhibition – Modest Mussorgsky (orch. by Maurice Ravel)
  27. Clarinet Quintet in B minor – Johannes Brahms
  28. Piano Sonata in B minor – Franz Liszt
  29. Symphonie Fantastique – Hector Berlioz
  30. The Goldberg Variations – Johann Sebastian Bach
  31. A Midsummer Night’s Dream – Felix Mendelssohn
  32. Violin Concerto in E minor – Felix Mendelssohn
  33. Symphony No. 9 in C major “The Great” – Franz Schubert
  34. Cello Concerto in B minor – Antonin Dvorák
  35. The Four Seasons – Antonio Vivaldi
  36. Petrouchka – Igor Stravinsky
  37. Violin Concerto in D major – Ludwig Van Beethoven
  38. La Boheme – Giacomo Puccini
  39. Piano Concerto No. 1 in B flat minor – Peter Ilitch Tchaikovsky
  40. Piano Sonata No. 21 in B flat – Franz Schubert
  41. Messa Da Requiem – Giuseppe Verdi
  42. Piano Sonata No. 14 in C sharp minor “Moonlight” – Ludwig Van Beethoven
  43. Till Eulenspiegel – Richard Strauss
  44. Symphony No. 8 in B minor “Unfinished” – Franz Schubert
  45. Missa Solemnis – Ludwig Van Beethoven
  46. Symphony No. 5 in C sharp minor – Gustav Mahler
  47. Symphony No. 2 in D minor – Jean Sibelius
  48. La Mer – Claude Debussy
  49. Preludes – Frederic Chopin
  50. Water Music – George Frideric Handel
  51. Violin Concerto in D major – Johannes Brahms
  52. Symphony No. 10 in E minor – Dmitri Shostakovich
  53. String Quartet No. 15 in A minor – Ludwig van Beethoven
  54. String Quartet No. 13 in B flat major and Grosse Fugue – Ludwig van Beethoven
  55. Also Sprach Zarathustra – Richard Strauss
  56. Violin Partita No. 2 in D minor – Johann Sebastian Bach
  57. Madama Butterfly – Giacomo Puccini
  58. String Quartet No. 14 in D minor “Death & the Maiden” – Franz Schubert
  59. Piano Concerto in A minor – Edvard Grieg
  60. Symphony No. 7 in A major – Ludwig Van Beethoven
  61. Ein Heldenleben – Richard Strauss
  62. Der Rosenkavalier – Richard Strauss
  63. Appalachian Spring – Aaron Copland
  64. Piano Concerto No. 4 in G major – Ludwig Van Beethoven
  65. Symphony No. 5 in D minor – Dmitri Shostakovich
  66. String Quintet No. 4 in G minor, K516 – Wolfgang Amadeus Mozart
  67. Parsifal – Richard Wagner
  68. Finlandia – Jean Sibelius
  69. Carmen – Georges Bizet
  70. Scheherazade – Nikolai Rimsky-Korsakov
  71. Polonaise No. 6 in A flat major “Heroic” – Frederic Chopin
  72. Symphony No. 2 in C minor “Resurrection” – Gustav Mahler
  73. Piano Sonata No. 32 in C minor – Ludwig Van Beethoven
  74. La Traviata – Giuseppe Verdi
  75. Piano Concerto No. 21 in C major – Wolfgang Amadeus Mozart
  76. Boris Godunov – Modest Mussorgsky
  77. Symphony No. 3 in F major – Johannes Brahms
  78. Concerto No. 24 in C minor – Wolfgang Amadeus Mozart
  79. Requiem – Wolfgang Amadeus Mozart
  80. Symphony No. 39 in E flat major – Wolfgang Amadeus Mozart
  81. The Creation – Franz Joseph Haydn
  82. Sleeping Beauty – Peter Ilitch Tchaikovsky
  83. Symphony No. 7 in E major – Anton Bruckner
  84. German Requiem – Johannes Brahms
  85. Symphony No. 4 in F minor – Peter Ilitch Tchaikovsky
  86. Symphony No. 1 in C minor – Johannes Brahms
  87. Piano Quintet in F minor – Johannes Brahms
  88. Serenade No. 13 in G major “Eine Kleine Nachtmusik” – Wolfgang Amadeus Mozart
  89. Romeo and Juliet – Peter Ilitch Tchaikovsky
  90. Concerto for Orchestra – Béla Bartók 106. String Quartet No. 12 in F major “American” – Antonin Dvorák
  91. String Quartet No. 19 in C major “Dissonance” – Wolfgang Amadeus Mozart
  92. Clarinet Concerto in A major – Wolfgang Amadeus Mozart
  93. Violin Concerto in D major – Peter Ilitch Tchaikovsky
  94. Concerto for 2 Violins in D minor – Johann Sebastian Bach
  95. Vespro della Beata Vergine (Vespers of 1610) – Claudio Monteverdi
  96. Symphony No. 4 in A major “Italian” – Felix Mendelssohn
  97. Missa Papae Marcelli – Giovanni Pierluigi da Palestrina
  98. Die Meistersinger – Richard Wagner
  99. Requiem Grande Messe des Morts – Hector Berlioz
  100. Symphony No. 4 in E flat major “Romantic” – Anton Bruckner

Sumber : Top 100

Rabu, 12 September 2012

10 Bassis Terbaik Dunia Sepanjang Masa

       Dalam sebuah band, pemain bass acap kali tidak diperhitungkan. Padahal, bass adalah sebuah instrumen yang penting demi mulusnya tempo dalam sebuah lagu.Tapi tidak semua seperti itu. Ada beberapa pemain bass yang malah mencuri perhatian lebih. Berikut ini ada 10 pemain bass terbaik di dunia sepanjang masa :

1. Sid Vicious



Untuk musikalitas, sebenarnya Sid tidak ada spesialnya sama sekali. Bahkan konon ia sebenarnya tidak bisa bermain musik. Tapi yang luar biasa adalah bagaimana ia bisa menjadi icon Sex Pistols, padahal dia personel baru. Bahkan Malcom Mc Laren, Manager Sex Pistols pernah berkata: "Pada saatp manggung, penonton selalu lebih condong ke arah kiri. Karena mereka ingin dekat dengan Sid."

2. Michael "Flea" Barzaly



Flea merupakan anggota dari Red Hot Chili Peppers. Aksi panggungya terkenal atraktif. Musikalitasnya pun tinggi. Ia adalah seorang bassist yang berpengaruh pada dekade 90-an. Gayanya sangat original. Ia mencampurkan antara psychedelic rock, hard rock dan Punk.

3. Billy Sheehan



Ia adalah pentolan dari MR Big. Gaya bermain bass seperti memainkan gitar. Banyak memetik dengan tiga jari. Dia telah memenangkan polling dari Majalah "Guitar Player" sebanyak lima kali untuk "The Best Rock Bass Player".

4. John Entwistle



John Entwistle berasal dari sebuah band legendaris The Who. Tak heran John menjadi salah satu pemain bass terbaik dunia. Permainan progresiffnya banyak dijadikan panutan oleh pemain bass lain seperti Flea. Bahkan John adalah pelopor untuk band yang menghancurkan alatnya sesudah bermain.

5. John Myung



Ia adalah anggota dari Superband Dream Teathre. Pada awalnya, John adalah seorang pemain musik klasik. Tak heran kenapa sound-sound bassnya banyak terdengar seperti sebuah musik klasik. Instrumen yang pertama ia dalami adalah biola. Lalu pada umur 15 tahun, ia menjadi seorang pemain bass.

6. Aston Barett



Pemain bass yang mengiringi Bob Marley ini merupakan seorang musisi yang menciptakan pakem suara bass bagi musik-musik Reggae, Ska dan Rock Steady. Ia juga multi talenta, tidak hanya bermain bass, Aston Barret juga menjadi music director bagi The Wailers.

7. Cliff Lee Burton



Cliff Lee burton merupakan pemain bass pertama Metallica. Ia bertanggung jawab terhadap perkembangan bass di dunia metal dan trash saat ini. Ia punya sumbangsih besar dalam membuat musik Metallica menjadi unik. Cliff meninggal pada 1986 karena kecelakaan lalu lintas di Swedia.

8. Larry Graham



Pemain afro inilah yang mempopulerkan teknik memukul bass dengan jempol (slap). Ia dinobatakan sebagai pemain bass rock terbaik no. 3 sepanjang masa oleh Digital Dreamdoor. Larry juga adalah seorang penyanyi.

9. Paul Mc Cartney



Ia adalah pelopor di mana pemain bass yang muncul sebagai seorang frontman. Selain menjadi penyanyi utama, Paul juga menciptakan lagu bagi The Beatles. Jika John Lennon tidak bertemu Yoko Ono, mungkin Paul akan lebih populer.

10. Sting



Nama aslinya adalah Gordon Matthew Thomas Sumner. Ia lahir di Inggris dan menjadi penyanyi utama dalam The Police. Meskipun lebih dikenal karena lagu ciptaanya, namun tidak ada yang mergaukan musikalitas Sting dalam bermain bass. Nada yang ia ciptakan sangat berpengaruh terhadap dunia pop/jazz modern.


Sumber : Kotak Hitam Dunia

10 Drummer Terbaik Di Dunia

       Drum adalah jantungnya dalam sebuah permainan musik band. Para drummer inilah yang akan membuat musik berjalan seperti apa. Musik akan kelihatan hidup itu juga tergantung dari bagaimana drum dimainkan. Inilah 10 drummer terbaik di dunia :

1. Jimmy "The Rev Sullivan"
 

Jimmy sudah memegang stik drum sejak usia lima tahun. Salah satu pendiri band Avenged Sevenfold ini lahir pada tanggal 9 Februari 1981. "Sounding the Seventh Trumpet" adalah album pertama yang ia rekam bersama bandnya Avenged Sevenfold. Lagu itu direkam saat ia berusia 18 tahun.

2. Travis Barker 
blog-apa-aja.blogspot.com
Lahir pada tanggal 14 November 1975. Nama Travis mulai terkenal semenjak ia bergabung dengan Blink 182, sebuah band pop punk. Dengan ciri khas rambut mohawk, telanjang dada dan badan dipenuhi tato, Travis menjelma menjadi salah satu pemain drum terbaik di dunia.

3. Ian Paice
blog-apa-aja.blogspot.com
Ian Paice merupakan salah satu musisi cerdas asal Inggris. Ian tergabung dalam grup band Deep Purple. Drumer kidal ini lahir pada tanggal 29 Juni 1948. Ian merupakan salah satu pemukul drum tercepat di dunia.

4. John Bonham 
blog-apa-aja.blogspot.com
Sejak usia lima tahun Bonham sudah mulai belajar menabuh drum. Bonham belajar bermain drum dengan menggunakan peralatan masak ibunya. Pria kelahiran 31 Mei 1948 ini tergabung dalam grup band Led Zeppelin. Ia terkenal dengan kekuatan dan kecepatannya dalam menabuh drum.

5. Lars Ulrich
blog-apa-aja.blogspot.com
Lahir di Denmark pada tanggal 26 Desember 1963. Di usia 17 tahun, ia mengenyam pendidikan drum di Amerika. Ia bersama James Hetifield membentuk band Metalica. Sebuah band beraliran heavy metal. Tidak kurang dari 12 albun telah ia luncurkan bersama Metalica.

6. Neil Peart 
blog-apa-aja.blogspot.com
Drummer band Rush ini bernama lengkap Neil Ellwood Peart Oc. Pada usia 13 tahun, Neil sudah mulai belajar bermain drum. Selain menjadi drummer, musisi asal Canada ini juga merupakan penulis lirik yang handal.

7. Keith Moon
blog-apa-aja.blogspot.com
Lahir pada tanggal 23 Agustus 1946. Drummer asal Inggris ini tergabung dalam grup band The Who. Keith Moon dikenal sebagai drummer yang inovatif. Ia juga dikenal dengan drumer yang memiliki pukulan keras. "Moon The Loon" atau Si Gila Moon adalah julukan yang diberikan kepada Keith Moon, karena gaya hidupnya yang aneh.

8. Joey Jordison
blog-apa-aja.blogspot.com
Nathan Jonas Jordison, itulah nama lengkap drummer Slipknot ini. Pada masa muda, Joy pernah bermain band di sekolah musik jazz. Joy sudah bermain drum sejak usia 8 tahun. Drummer kelahiran Lowa ini sempat bekerja di pom bensin.

9. Tico Torres
blog-apa-aja.blogspot.com
Hector Samuel Juan Torres atau lebih dikenal dengan Tico Torres lahir di California pada tanggal 7 Oktober 1953. Di masa mudanya, Tico Torres adalah penggemar musik jazz. Pada 1983, ia bergabung dengan band Bon Jovi. Bersama Bon Jovi Ia telah merilis lebih dari 10 Album.

10. Mike Portnoy
blog-apa-aja.blogspot.com

Dari kecil Portnoy telah tertarik dengan dunia musik. Bersama rekannya Myung dan Petrucci, drummer didikan Berklee Music College Boston ini mendirikan band Dream Theater. Selama 12 tahun berturut-turut Portnoy berhasil mendapat penghargaan sebagai "Best Progressive Rock Drummer" versi majalah Modern Drummer.

Sumber :  Terselubung

Jumat, 07 September 2012

10 Gitaris ternama yang paling terbaik dan terpopuler didunia

Inilah ke-10 Gitaris ternama yang paling terbaik dan terpopuler didunia, yang memiliki kelebihan masing-masing.

10. Mick Thomson dan Paul Gilbert



Mick thomson dan paul gilbert, yea… kedua gitaris yang berbeda aliran ini, termasuk kedalam 10 gitaris terbaik didunia, mick thomson, dengan melihat wajahnya saja kita dapat membayangkan aliran musik apa yang ia mainkan, tidak salah lagi gitaris yang terkenal karena kecepatannya dan keuletannya, dengan tampang wajah seperti itu, mick thomson adalah salah satu gitaris milik band Slipknot yang terkenal dengan musik hard metalnya, mick juga memiliki tehknik andalannya yaitu Alternate picking, Drop Tunning, Tunning Seven adalah julukan dari mick thomson.
Paul Gilbert, Lahir di Carbondale Illinois – USA, pada tanggal 6 November 1966, salah satu dewa gitar  yang mengegerkan dunia gitaris pada tahun 86-87 sebagai pemain gitar tercepat di dunia. Paul dikenal melalui group bandnya Mr.Big, rekaman Mr.Big yang laku keras turut membesarkan nama Paul di dunia musik rock.

9. Bucket Head dan Yngwie Malmsteen



Di peringkat ke-9 ada, bucket head dan Yngwie Malmsteen kedua gitaris yang melejit kariernya pada tahun 88-89 an.
Bucket Head, lahir di California, (tanggal lahir dirahasiakan) nama panggilan (Dirahasiakan) awal carier bergabung dengan band Deli Creeps dan terakhir menjadi gitaris Gun’n Roses, Dikenal juga dengan nama Death Cube K, gitaris yang satu ini bisa dibilang merupakan yang paling unik dan misterius. Selalu memakai topeng dalam setiap penampilannya diatas panggung dan memakai gelas KFC sebagai penutup kepalanya. Meskipun begitu, sebenarnya ia adalah seorang gitaris shredder yang cukup mumpuni. Menurut kabar, ia pernah berguru dengan Paul Gilbert. Image yang ia bentuk, ia terinspirasi dari film Giant Robot dan The Texas Chain Saw Massacre. Aksi panggungnya terbilang hebat karena Buckethead sering bersolo gitar sambil bergaya seperti gerakan robot bahkan Moonwalk dan beberapa gerakan kaki yang biasa diperagakan oleh King of Pop, Michael Jackson. Teknik Andalan : Chicken Picking, Sweep
Yngwie Malmsteen, lahir di Stockholm, Swedia pada tanggal 30 Juni 1963, menerut dunia pergitaran, banyak yang memprotes bahwa Yngwie, adalah gitaris terbaik didunia, di versi Kisah Kehidupan Yang tersembunyi benar-benar adalah gitaris berlegenda bahkan ia dapat dinobatkan sebagai dewa gitar, tapi setelah majunya zaman, banyak gitaris-gitaris lain yang jauh lebih baik diatas Yngwie, setelah kematian Jimi Hendrix, Yngwie malmsteen seolah-olah ia muncul denagn badan yang dimasuki roh Jimi Hendrix dan menggegerkan dunia gitar karena kehebatannya dalam mengkomposisikan lagu, teknik andalan : Neoclassical, Alternate Picking, Arpeggio, dll.

8. Randy Rhoads dan Vitto Brata



Pada peringkat ini kita flashback ke era 80-an, karna apa?, ya siapa lagi kalau ke dua legenda guitar 80-an ini, Randy Rhoads dan Vitto Brata.
Randy Rhoads, saya menempatkan Sang legenda pada peringkat ke 8 sekalian untuk menghormati dan mengenangnya, Lahir pada tahun 1956 di california, dan meninggal dalam kecelakaan pesawat di tahun 1982, dia akan selalu dikenang, walaupun seperti itu hingga kini musik dan kecepatannya banyak ditiru oleh gitaris-gitaris heavy metal dan metal, SLASH sempat berguru dengan randy rhoads di tahun 1975, ketepatan dan penggabungan beberapa titik kunci gitar nya sangat membuatnya menjadi gitaris terbaik dan tercepat, dan satu kata untuknya, “tetap lah bermain gitar untuk Tuhan”. sang legenda
Vitto Brata, seorang gitaris sekaligus komposer musik di era 80-an, lahir di Staten Island, New york di tahun 1961 dan pensiun di tahun 1998, hingga kini ia disebut sebagai legenda music Rock bersma jimi hendrix, awal kariernya vitto brata bergabung bersama grup band, White Lion. namun white lion bubar dan membuat vitto menjadi gitar solo, keuletannya dalam memainkan gitar serta mengkomposisikan berbagai macam titik penekanan sinar secara cepat membuatnya terkenal, tapi di tahun 1997 ia mengalami cedera pergelangan saat memainkan gitar listrik, sejak saat itu vitto menjalani terapi dan pensiun dari dunia gitar, namun hingga kini ia menjadi seorang komposer dan pembuat lagu serta juru bicara dalam musik awards di new york.

7. Philip campbell dan Jason becker



Diperingkat ke-7, sebenarnya mereka berdua juga gitaris di tahun 80-an namun perjuangan mereka untuk band dan lagu-lagunya sungguh menakjubkan.
Philip Campbell, lahir di ontario canada di tahun 1967, seorang gitaris asal canada ini adalah gitaris yang awal mulanya ia dari band lokal warfree dan terkenal melalui band yang bernama motorhead, ditahun 1972 philip pindah ke britania raya, inggris bersama motorhead untuk tour serta berkomposer musik disana, ketepatannya dalam memainkan gitar membuat philip menjadi salah satu gitaris terbaik dunia, catatan kariernya tak begitu jelas, namun yang jelas ia bersama motor head eksis hingga sekarang meskipun pemain bass mereka Burton meninggal tanggal 6 juli 2011, di usia 61 tahun
Jason Becker, seorang gitaris tahun 80-an, lahir tanggal 22 juli 1962. Jason Becker adalah seorang anak ajaib yang mampu menguasai permainan gitar dengan sangat baik dalam waktu yang pendek (4 tahun) dan pada umur yang muda sekali: 16 tahun (1987). Jika Anda mendengar hasil karya besar Jason, Anda akan merasakan seolah-olah Mozart dan Bach hidup kembali dengan usia muda tersebut. Jason dapat dengan mudah menciptakan komposisi klasik yang sangat rumit (lebih rumit daripada karya Yngwie atau gitaris lainnya) dan memainkannya dengan sangat cepat dan bersih baik di electric guitar maupun gitar klasik (gitar bolong). Dari sekian banyak gitaris shredder, Jason Becker-lah yang terbaik dalam komposisi klasiknya.Sayang sekali Tuhan tidak mengizinkan Jason bermain gitar lebih lama lagi, Jason harus kehilangan seluruh kemampuannya pada usia 19 tahun (1990) berhubung terjangkit penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis atau Lou Gehrig) yang menyebabkan Jason lumpuh total. Organ tubuh Jason mati tahun demi tahun, sampai kini Jason hanya sanggup menggerakkan matanya. Padahal beberapa tahun sebelumnya Jason masih mampu mengerakkan jari kirinya dan menulis lagu melalui komputer dan menghasilkan album “Perspective”.
Rencananya Jason akan menulis lagu lagi dengan menggunakan teknologi komputer Macintosh, di mana Jason dapat menggerakkan mouse komputer dengan gerakan matanya. Mungkin inilah sejarahnya di mana seorang gitaris dapat menulis lagu dengan gerakan matanya. Dapat Anda bayangkan betapa berbakatnya Jason dan betapa tingginya semangat Jason dalam menulis karya musiknya.

6. Steve Vai dan Angus Young



Inilah gitaris terbaik ke-6 didunia, Steve Vai dan Angus Young.
Steve Vai lahir di Carle Place, New York, 6 Juni 1960  adalah gitaris, penulis lagu, penyanyi dan produser yang berasal dari Amerika Serikat. karier awal steve bergelut didunia musik bergabung dengan band hot chocolate dan kini ia terus bersama band steve vai, ermainannya mulai dari blues, jazz, rock sampai klasik dan ethnic music. Permainan gitarnya pun tidak terbatas pada komunitas gitar saja tetapi juga bagi orang-orang awam yang tidak mendalami gitar.Pada umur 6 tahun, Steve mulai belajar piano. Pada umur 10 tahun, Steve mulai belajar bermain akordeon. Pada umur 13 tahun barulah Steve mulai mendalami gitar dan sejak saat itu lahirlah seorang dewa gitar yang baru. ia mendewa saat mengkomposisikan berbagai macam nada dan menjadi kannya satu serta senang bereksperimen dengan gitarnya.
Angus Young, lahir tanggal 31 maret 1955 di skotlandia, Angus Young  adalah seorang gitaris dan pencipta lagu yang dikenal sebagai anggota kelompok  AC/DC sejak mereka dibentuk pada 1973.Ia dibesarkan di Cranhill, Glasgow bersama kakak-kakaknya MalcolmGeorge, dan Alex. Ia mulai bermain gitar pada usia 5 tahun.Setelah keluarganya pindah ke Australia pada 1963, ia mulai bermain gitar dengan serius. Ia dan Malcolm membentuk AC/DC pada 1973 bersama Colin Burgess (drums), Larry Van Kriedt (bass), dan Dave Evans (penyanyi). Angus Young dijuluki sebagai guitar elf, atau peri gitar. julukan itu diberikan kepadanya karena, suara yang dikeluarkannya memiliki ciri khas khusus yaitu bersuara elf, kalau tidak percaya klik disini Acdc – Thunderstruck – Angus Young – (Live Donnington).

5. Kirk Hammet dan Jimmy page



peringkat ke-5, Kirk Hammet dan jimmy page.
Kirk hammet, lahir di san fransisco California / 18 November 1962. karier kirk berawal dari kegemaran kakaknya mendengar musik rock metal dan tak disengaja kegemaran kakaknya itu membuat menjadi salah satu dewa gitar terbaik didunia, memulai menjadi seorang gitaris ditahun 1983, saat dipanggilnya ia menjadi gitaris band metal Ndeso…….. (bisa dibilang begitu) Metalica di new york, namun kedatangan kirk membuat Nama NDESO menjadi MOST POPULAR BAND WORLD. kirk dalam perjalanan kariernya ia selalu mendapat inspirasi dari dewa gitar Jimi Hendrix. dan mengkomposisikan setiap melodi yang ia kuasai, kini metalica dan ia juga menjadi salah satu band Rock metal terpopuler didunia.
Jimmy Page, lahir di Heston, Middlesex U.K / 9 Januari 1944, seorang legenda gitar dari band Led Zeppelin,  Jimmy Page adalah salah satu gitaris yang mempengaruhi banyak gitaris pada eranya sekitar pertengahan 60-an dan tahun 70-an. Pertama kali belajar gitar saat masih muda melalui Spanish gitar pemberian orang tuanya. Ia mulai bermain gitar ketika berusia 13 tahun karena terpengaruh oleh gaya rock n roll Elvis Presley pada lagu “Baby, Let’s Play House”. Awal tahun 60-an ia membuat album bersama beberapa band lokal seperti Carter Lewis & the Southerners dan Neil Christian & the Crusaders. Pada tahun 1963 ia menjadi additional gitar untuk Diamond band bersama Jet Harris & Tony Meehan(ex-Shadows). Singlenya berhasil mencapai puncak tangga lagu Inggris. puncak karier jimmy mendapat tawaran dari band Led Zeppelin dan menjadi salah satu gitaris paling disegani didunia, namun kehancuran led zeppelin membuat jimmy page harus berpangku tangan, led zeppelin bubar di awal tahun 90 an dan membuat jimmy pensiun, namun karena bantuan dari banyak band yang berdiri karna pengaruh led zeppelin, band ini aktif kembali di tahun 2001, namun karena pengaruh personil yang sudah banyak pensiun dan bubarnya led zeppelin ditahun 90 an, membuat band ini tak terkenal. kini jimmy page serius dibidang industri gitar di washington DC dan memiliki pabrik gitar yang ia berinama dengan “ Gibson Les pauls Jimmy page Trademark signature”.

4. Michael Angelo Batio dan Chris Impelliteri



Di peringkat ini, mungkin adalah kedua gitaris tercepat didunia, michael angelo batio dan chris impelliteri.
Michael Angelo Batio, lahir di Stockholm, Swedia pada tanggal 30 Juni 1963. awal karir Pada umur 5 tahun ia mulai belajar piano, kemudian pada usia 10 tahun ia belajar gitar. sejak usia 19 tahun ia sudah bermain sebagai session player untuk berbagai instansi dan produk seperti Burger King, Pizza Hut, Taco Bell, KFC, United Airlines, United Way, McDonalds, dan tim hoki Chicago Wolves. Ia juga pernah bergabung dengan band Nitro yang beraliran heavy metal. Gitaris yang satu ini mungkin merupakan gitaris yang paling mencengangkan sampai-sampai orang awam pun pasti mengakui kehebatannya. Michael Angelo merupakan gitaris pemain tangan kanan-kiri yang paling baik. Ia bahkan mengklaim sebagai gitaris pertama di dunia yang menjadi spesialis pemain 2 gitar sekaligus/ambidextrous. Di nobatkan sebagai sebagai gitaris nomor 1 tercepat di dunia. Batio juga terpilih sebagai “No. 1 Shredder of All Time” oleh Majalah Guitar One pada tahun 2003. Pada saat bersamaan di bulan april 2008 dia mendapat urutan pertama dari “Top 100 Greatest Metal Guitarists of All Time” oleh Majalah Guitar World dan salah satu dari “20 Greatest Shredders of All Time” oleh majalah Total Guitar Magazine.
Chris Impelliteri, Lahir tanggal 10 Nopember 1964 di Connecticut (di mana tuch ya?)Chris Impellitteri adalah gitaris shredder yang sangat tangguh dan sering dibandingkan dengan permainan Yngwie Malmsteen. Dari segi warna musik yang dibawakan Chris memang mirip dengan Yngwie & Rainbow, tetapi dari teknik permainan Chris justru lebih mirip dengan Paul Gilbert. Chris merupakan satu-satunya gitaris yang dapat memainkan alternate picking sekuat, setegas, seakurat dan secepat Paul Gilbert!
Dulu Chris merupakan 3 gitaris yang terpilih sebagai gitaris Alcatrazz, yakni Steve Vai, Yngwie Malmsteen dan Chris sendiri. Jadi Chris memang satu generasi dengan Vai dan Yngwie! Chris membiayai sendiri album instrumental pertamanya pada tahun 1986 dan membentuk group band pertama bersama vocalist Graham Bonnet (Rainbow/MSG), keyboardist Phil Wolfe, bassist Chuck Wright (ex-Quiet Riot), dan drummer Pat Torpey (Mr.Big) pada tahun 1987.

3. John Petrucci dan Herman Li


John Petrucci, lahir di  Kings Park  Long IslandNew York/12  Juli  1967 ,   adalah gitaris  Amerika yang dikenal sebagai anggota pembentuk grup progresif metal Dream Theater. Dia juga seorang produser (bersama teman satu bandnya Mike Portnoy) dari semua album Dream Theater sejak rilis album Scenes From A Memory, pada tahun 1999. Petrucci besar di Long Island, tepatnya Kings park dimana Petrucci bersama John Myung danKevin Moore sekolah di tempat yang sama. Petrucci bermain gitar pertama kali pada saat berumur 8 tahun. Dan mulai bermain dengan sebuah band pada umur 12 tahun. Band dan gitaris yang memengaruhi permainan gitarnya adalah Yngwie MalmsteenRandy RhoadsIron Maiden,Stevie Ray VaughnYesRush dsb. Karena saat itu sedang berkembang irama metal dan trash, Petrucci menambahkan pengaruhnya pada musik Metallica dan Queensryche. petrucci di segani karena dia menguasai banyak teknik dan skill bermain gitar. Salah satu yang paling utama dari permainannya adalah kecepatannya dalam memainkan teknik alternate pickingnya yang dia sendiri menyatakan bahwa membutuhkan perasaan yang sangat kuat dalam men-sinkronkan tangan kiri dan tangan kanan.
herman li, lahir di Hongkong/3 Oktober 1976 Dia adalah musisi berdarah campuran Cina dan Inggris, yang juga di kenal sebagai gitaris dari band power Metal Dragon Force. Sebagai Anak asia… he..he…. herman li juga menghormati tradisi asia yang tidak pantang menyerah dan selalu bereksperimen serta mencoba hal-hal baru, tradisi itu membuatnya menjadi terkenal bahkan di Dragon Force ia selalu memakai cincin pengganti vibrato manual, atau kalau gag salah yang bikini gitar menjadi semakin gila, ini memberikan dia kemampuan lebih untuk mengemulate sound-sound dari video game. maka dari itu kalau kita mendengar suara gitarnya, kita seperti masuk dalam dunia game Nintendo atau sejenisnya, (klu ndak percaya klik disini:Herman Li video game guitar effects)
Li menyatakan bahwa permainan gitar yang cepat dari John Petrucci lah yang telah menginspirasinya.

2. Billie Joe Amstrong dan Jimi Hendrix



Di tahap ini, kita mulai brinding, hehe  kenapa saya mengatakan seperti itu, dari zaman-ke zaman dunia pergitaran semakin banyak dan semakin hebat dari pendahulunya, katakan saja seperti gitaris di peringkat ke 2 ini,
BILLIE JOE AMRSTRONG DAN JIMI HENDRIX, kalau menurut logika billie joe masih belum lahir, pada waktu Jimi sedang mendunia. rasanya tidak mungkin jika seorang kecil billie joe amstrong setara dengan GOD OF GUITAR ON 60-90th, Tapi seiring dengan perkembangan musik dan dunia pergitaran akhirnya dunia memilih billie joe amstrong setara bahkan dapat naik melebihi Jimi hendrix, klu begitu kita lihat profilnya yuk, check it Out…..
Billie Joe Armstrong, lahir di  Oakland, California/  17 Februari 1972. disini kita dapat belajar, bahwa hidup sakit bukan berarti kita akan sakit dimasa depan. kehidupan Joe, cukup menyakitkan, dibesarkan di oakland california bersama ke 3 saudaranya dan 2 orang tua yang telah meninggal, sebelum ia berumur 5 tahun, ayah joe bekerja sebagai supir truk sampah dan meninggal akibat kanker, ibunya bekerja sebgai pelayan di sebuah rumah makan di Oak land, setelah kematian ayah dan ibunya joe berniat mengubah jalan hidupnya dengan menemukan sebuah gitar milik ayahnya, disitu ia berlatih terus menerus hingga joe menjadi gitaris yang terkenal, kehebatannya membuatnya membentuk suatu band baru bernama “Sweet Children” yang akan berganti nama dengan GREEN DAY, sebenarnya green day bukanlah band, green day hanya memiliki 3 personil joe sebagai gitaris dan vokalis, disitu GREEN DAY dilihat dunia sebagai salah satu band terbaik yang memiliki sedikit personil. kehebatan joe dalam memanipulasi gitar membuatnya menjadi terkenal dan setara dengan Jimi Hendrix. (Lihat juga bro…Billie Joe Armstrong Gibson Interview)
JIMI HENDRIX, siapa yang tidak kenal gitaris yang satu ini, seorang legenda dan bisa di bilang GOD OF GUITAR ini menjadi salah satu gitaris terbaik didunia hingga sekarang, lahir di lahir di SeattleWashingtonAmerika Serikat27 November1942 (wih lama banget ya) dan meninggal di LondonInggris18 September 1970 pada umur 27 tahun.
menurut sejarah musik dunia, jimi hendrix meninggal di umur yang sangat pendek hanya 27 tahun, namun keagungan namanya semakin mendunia selama ia berkarir didunia musik,  dalam kehidupannya selama 27 tahun, banyak sekali pengalaman yang ia dapatkan seperti menjadi budawanan, musisi, gitar tehnician dan penulis lagu bahkan ia pernah mengikuti wajib militer saat terjadi perang dunia ke dua. dalam keluarga jimi adalah seorang anak yang dilahirkan dalam keluarga yang miskin, ayahnya yang bekerja sebagai tukang sapu, bersusah payah untuk menghidupi jimi dan keluarganya, disitu jimi selalu ikut membantu menyapu, sering alex (ayahnya) melihat jimi bergaya bak seorang gitaris saat memegang sapu, dari situ sudah terlihat bahwa dewa gitar telah muncul. pada saat ia berumur 9 tahun, ibunya meninggal dan membuat jimi terpukul, alex selalu membawa jimi ke gereja untuk mengikuti koor dan paduan suara untuk menghibur dirinya akan kematian ibunya, namun itu tak cukup membuat jimi terhibur, akhirnya Alex teringat kembali akan gaya jimi saat memegang sapu, maka dari itu alex menghadiahkan sebuat gitar akustik kepadanya saat ulang tahunnya ke 11. dengan gitar akustik yang ia miliki ia mulai menghapuskan segala kesedihan yang ia rasakan, bahkan ia mengikuti lomba nyanyi di sebuah sekolah di washington dan memenangkan hadiah sebuah gitar listrik, dari situlah MUSIK DUNIA mulai berkembang dan DEWA GITAR mulai bermunculan, kehebatan jimi hendrix benar-benar tak tertandingi, bahkan ia pelopor gitaris-gitaris dunia.
(NB: KEMATIAN JIMI HENDRIX DAPAT DILIHAT DI 10 KEMATIAN MISTERIUS DI DUNIA HANYA DI KISAH KEHIDUPAN TERSEMBUNYI)

1. Slash dan Synyster gates



INILAH TOP BEST RATED BIGGEST GOD OF GUITAR ROCK METAL SUPER GUITAR (wih banyak banget ya julukannya) tidak salah lagi inilah 2 gitaris yang dipilih banyak orang menjadi gitaris terbaik didunia, siapa lagi kalau tidak SLASH DAN SYNYSTER GATES.  Baik kalau penasaran mari kita lihat satu-satu okay
SLASH lahir di Hampstead, pinggiran kota London, 23 Juli 1965, seorang yang berasal dari pemukiman kumuh London dan menjadi seorang GOD OFGUITAR, mantan dari gitaris Gun’n Roses dan kini menurut berita menjadi gitaris Velvet Revolver. Ayah Slash berasal dari Inggris, sedangkan ibunya keturununan Amerika-Afrika. Diumur 9 tahun ia pindah ke Los Angeles, California. Bersama ibunya akibat perceraian orang tuanya, di Los Angeles, slash memutuskan untuk berhenti sekolah dan berniat untuk mencari nafkah untuk ibu dan neneknya, disitu neneknya memberikan sebuah gitar milik kakeknya yang sudah lama tidak terpakai. Mulanya gitar itu memiliki hanya satu senar dengan cekatan ia langsung berlari kearah gudang dan mengambil beberapa helai senar gandum untuk membuat senar-senar yang telah putus, mulai dari situ ibu dan neneknya melihat bakat yang dimiliki oleh Slash, slash memulai karirnya dibidang musik dan melatihnya terus menerus hingga ia menjadi salah satu personil band GUN’N ROSES, gitar pertamanya ia museumkan di sebuah museum miliknya di Los Angeles, kehebatanya dalam memainkan gitar membuatnya dijuluki sebagai GUITAR SPEAKING, atau “Gitar berbicara” mengapa demikian, kalau kita mendengar musik yang keluar dari gitar slash kita akan mendengar seolah-olah musik yang ia keluarkan berbicara dan memiliki roh… yang cocok dengan lagu yang ia bawakan, bahkan kehebatan slash dalam memanipulasi musik gitar terkenal hingga ke telinga Raja Pop MICHAEL JACKSON, dan mengundang Slash dalam Show Michael Jackson, lihat di Slash with michael jackson!!slash solo – guns n roses – michael jackson. satu lagi yang tak akan terlupakan untuk slash “NGOMONG2 KALIAN TAU NDAK WAJAH SLASH SESUNGGUHNYA, RAMBUTNYA TUCH SELALU NUTUPI WAJAHYA?”
Synyster gates, lahir di Huntington BeachCaliforniaAmerika Serikat7 Juli 1981, seorang musisi dan gitaris untuk grup musik Avenged Sevenfold. hingga kini ia menjadi salah satu musuh bebuyutan dari SLASH namun, kehebatan slash dalam memanipulasi musik gitar tak dapat dikalahkan oleh Synyster gates, namun kecepatan yang dimiliki Synyster gates, juga tak dapat dikalahkan oleh SLASH, kehidupan mereka cukup sama slash mendapat gitar pertamanya dari neneknya, demikian juga dengan Synyster gates ia mendapatkan gitar pertamanya dari neneknya,  pemikiran Gates dengan slash hampir sama, Mereka lebih memikirkan musik dari pada sekolah bahkan gates pernah mengatakan “sekolah tidak lagi penting bagiku, musik adalah jiwaku”.ia berhenti bersekolah pada umur 7 tahun dan mulai bermain gitar pada usia 10 tahun. akibat kecepatannya ia terkenal dan masuk menjadi personil band CUPU Avenged Sevenfold dan membuat Avenged Sevenfold menjadi salah satu band terpopuler didunia, pengaruh dan gaya bermain kecepatan synster gates dipengaruhi oleh kecepatan yang dimiliki oleh gitaris John Petrucci  dari band Led Zeppelin. hingga kini Synyster gates menjadi sebuah kekuatan Avenged Sevenfold untuk tetap Exis di dunia permusikan dunia. dan penampilan yang bisa dibilang SANGAR oleh Anak muda
PUNK METAL atau EMo membuat penampilan Synyster gates menjadi Nyentrik beda dengan slash yang penampilannya hanya berambut panjang seperti gitaris-gitaris legenda rock lainnya.

Semoga ini menjadi info yang menarik bagi para gitaris.. GBU

Sumber : Kisah anak Jalanan